Manado, teropongsulut- Program Penanggulangan Stunting di Kota Manado telah tepat sasaran dan berjalan on the track.
Hal ini dapat dilihat dari data real yg dimiliki oleh Pemerintah Kota Manado. Dimana, setiap tahunnya angka kasus Stunting ini stabil di angka 70 sampai 90 kasus. Itu didasarkan pada hasil pengukuran kepada lebih dari 17.000 balita, dengan menggunakan alat yang tersertifikasi dan penilaiannya memakai aplikasi ePPBGM Kemenkes RI.
“Angka kasus stunting dari hasil pengukuran pada 17.000 balita menggunakan alat yang tersertifikasi dan penilaiannya memakai aplikasi ePPBGM Kemenkes RI selalu stabil di angka 70-90 kasus”, kata Plh Kepala Dinas Kesehatan Kota Manado Bobby Kereh, pada Senin (03/06/2024).
Menurut Bobby, survei yang berkembang saat ini sangat jauh dengan data real di lapangan.
“Sehingga bila ada pihak menilai gagal hanya berdasarkan satu data yang sifatnya dari survei saja dengan jumlah sampel tidak sampe 1.000 balita, maka hal itu menandakan ketidakpahaman dalam menilai data yang ada,” ujar Kereh.
Namun perbedaan data yang signifikan itu menurut Kereh bisa menjadi pemacu kinerja Dinas Kesehatan, agar kasus stunting di Kota Manado menurun.
“Perbedaan ini bisa saja terjadi. Karena, alat ukur yang dipakai beda, ataupun karena jumlah sampelnya terlalu kecil sehingga tidak menggambarkan fakta sebenarnya,” tukasnya.
Berseliweran pemberitaan mengenai anggaran stunting dikaitkan dengan belanja makan dan minum di Dinas Kesehatan Manado. Menurut Kereh, pemberitaan itu tidak ada dasarnya. Karena tiap tahun, alokasi anggaran perbaikan gizi masyarakat bersumber murni dari APBD.
“Apalagi bila pemberitaan itu dikaitkan dengan belanja makan minum yang ada di Pemkot Manado. Tentunya tidak relevan dan berdasar. Karena setiap tahun Pemkot Manado mengalokasikan anggaran untuk perbaikan gizi masyarakat yang bersumber dari APBD murni,” tutupnya. (*)